#TipsKesehatan: Diet Bukan Hanya Soal Makanan, Tapi Juga Soal Pikiran

Banyak orang mencoba menurunkan berat badan hanya dengan mengandalkan diet dan resimen kebugaran, tetapi mereka mengabaikan faktor psikologis yang dapat menjaga rutinitas berkelanjutan. Sama seperti faktor fisik, psikologi bisa menjadi faktor besar dalam keberhasilan diet ketika dikelola dengan baik.

Banyak praktisi diet mengatakan bahwa nafsu makan dimulai dari nol, yang menunjukkan bahwa tingkat kelaparan kamu netral. Pengingat berubah menjadi minus saat kamu lapar dan menjadi plus saat kamu makan. Banyak dari kita makan terlalu banyak baik karena kita menikmati makanan dan tidak ingin berhenti, atau kita makan tanpa berpikir. Pengingat nafsu makan pada dasarnya mengajarkan orang untuk berhenti makan ketika mereka kenyang, yang sangat penting bagi makan sehat. Selain itu, diet yang membuat orang mengubah kebiasaan makan secara dramatis tidak berkelanjutan dan memiliki risiko kegagalan yang lebih tinggi.

Lebih baik, untuk tidak meninggalkan makanan yang kita suka dan sebaliknya hanya mempertahankan kebiasaan makan yang diperhatikan. Sebab penting untuk mendengarkan tubuh kita untuk mengetahui nutrisi apa yang dibutuhkan. Orang-orang yang melakukan diet juga harus merencanakan makanan mereka  berdasarkan pada berapa lama sampai makan atau camilan berikutnya.

Jika akan ada beberapa jam sampai makan berikutnya, pilihlah sesuatu yang akan dicerna dengan cepat, buah atau sayuran mentah atau sepotong roti, misalnya, akan memungkinkan kamu jadi cepat lapar.

Jika kamu masih memiliki beberapa jam hingga asupan makanan berikutnya, disarankan untuk pergi dengan sesuatu yang akan membuatmu merasa lebih kenyang. Jika perlu beberapa jam, cari makanan dengan protein, serat, dan lemak untuk membuat kamu tetap hidup. Seperti telur orak-arik atau rebus dalam kantung atau yogurt dengan buah, kacang-kacangan dan biji-bijian untuk sarapan jika itu akan lama. sampai makan siang.

Intinya adalah, dengarkan tubuh dan pikiranmu; berhenti makan sebelum kenyang.