Saat Mendaki Gunung Merbabu Atau Merapi, Mampir ke Desa Samiran Ya!

Lima tahun lalu, Samiran di Kabupaten Selo, Boyolali, hanyalah sebuah desa kecil yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, yang berfungsi sebagai tempat transit bagi para pendaki. Penduduk setempat di Samiran secara sukarela menjadi tuan rumah bagi pejalan kaki yang membutuhkan tempat tinggal sambil menunggu waktu yang tepat untuk mendaki. Mereka tidak pernah meminta pembayaran, termasuk akomodasi dan makanan.
 
Saat ini, desa ini tidak lagi sama. Samiran sekarang menjadi rumah bagi homestay dan fasilitas pendukung wisata seperti kafe dan taman bunga. Desa ini perlahan-lahan berubah menjadi desa wisata yang menawarkan suasana tenang dan sejuk, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota. Di bawah bimbingan Yayasan Damandiri Selo, penduduk setempat mulai mengubah rumah mereka menjadi homestay mulai tahun 2016, dan Samiran sendiri secara resmi meluncurkan program desa wisata pada tahun 2017 dengan mengubah 10 rumah menjadi homestay.
 
Rumah-rumah sepenuhnya direnovasi menjadi homestay kamar tidur yang dilengkapi dengan ruang tamu dan teras. Saat ini ada 13 homestay yang siap menyambut pengunjung.
 

Fasilitas yang kamu dapatkan di Samiran

 
Pengunjung cukup membayar Rp 150.000 per kamar per menginap. Selain bisa menikmati televisi dan Wi-Fi, para tamu juga dapat memesan kopi Merapi di kafe mini Waroeng Damandiri, yang menawarkan spesialisasi Selo seperti jadah bakar. Penduduk setempat mengatakan kehidupan mereka telah berubah selama dua tahun terakhir karena mereka tidak lagi bergantung pada pendapatan hanya dari bertani. Selalu ada tamu yang datang pada akhir pekan, baik pendaki dan wisatawan.
 
Selain itu, saat berada di desa dan tinggal di homestay, pengunjung dapat mengambil bagian dalam perjalanan ke Gunung Merapi atau Gunung Merbabu, atau rencanakan kegiatan outbond lainnya. Kegiatan tambahan yang tersedia termasuk belajar cara memainkan gamelan, belajar tarian tradisional dan menanam buah-buahan dan sayuran.
 
Pemilik homestay diwajibkan untuk memberikan 10 persen dari pendapatan mereka kepada koperasi desa Sahabat Damandiri. Uang yang terkumpul kemudian digunakan untuk mengembangkan fasilitas wisata di desa.