Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengunjungi Pura di Bali

Mengunjungi tempat-tempat ibadah adalah kegiatan yang populer bagi wisatawan dari seluruh dunia, dan kebanyakan dari mereka datang ke pura-pura Hindu di Bali. Namun, sebagai situs suci, ada aturan tertentu yang harus dipatuhi saat berkunjung. Tetap hormat adalah salah satu aturan yang baru-baru ini dilanggar oleh warga negara Ceko, Zdenek Slouka, yang kedapatan menggunakan air suci yang mengalir dari pelinggih (altar) di Pura Beji Ubud, juga dikenal sebagai Kuil Pemandian Suci, untuk membasahi bagian kaki pacarnya.
 
Nah, kalau kamu merencanakan kunjungan ke pura Bali dalam waktu dekat, berikut adalah dua hal penting yang harus kamu patuhi, seperti yang telah Bakpia Mutiara Jogja rangkum.
 

1. Kuil dibagi menjadi tiga bagian

 
Bagian pertama adalah Hutama Mandala, juga dikenal sebagai bagian tengah atau halaman. Hanya mereka yang ingin berdoa diizinkan untuk mengunjungi bagian ini, yang juga menjadi tuan rumah berbagai karya seni sakral, patung dan simbol dewa-dewa Hindu yang merupakan manifestasi Tuhan dalam Hinduisme Bali. Bagian selanjutnya adalah Madya Mandala, di mana seni semi-sakral disimpan, seperti boneka, topeng dan barong (singa). Memasak untuk keperluan candi biasanya dilakukan di daerah ini juga. Mirip dengan Hutama Mandala, hanya mereka yang ingin sholat yang diizinkan memasuki Madya Mandala.
 
Selanjutnya adalah bagian terluar candi, yaitu Nista Mandala. Setiap orang dapat mengunjungi bagian ini, termasuk mereka yang tidak berniat berdoa, seperti turis. Namun, masih ada beberapa aturan khusus yang berlaku untuk orang yang mengunjungi Nista Mandala.
 

2. Aturan khusus untuk pengunjung

 
Menurut Pitana, aturan pertama bagi mereka yang ingin mengunjungi pura adalah mereka tidak boleh “kotor”, yang dikenal sebagai cuntaka dalam bahasa Bali. Cuntaka mengacu pada wanita yang sedang menstruasi, orang yang baru-baru ini memiliki anggota keluarga meninggal atau orang yang berdarah karena melahirkan atau luka. Aturan lain adalah mengenakan pakaian yang sederhana dan tidak terbuka dan menata rambut dengan benar agar tidak dianggap berantakan. Aturan penting lainnya adalah menjaga perilaku dan percakapan yang benar, karena pura adalah tempat ibadah.