Daftar Bencana Alam yang Mempengaruhi Industri Pariwisata Indonesia

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejumlah bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia dari 2010 hingga 2018 tidak hanya mengakibatkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi dalam pariwisata. Pariwisata sangat rentan terhadap bencana, dan jika tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan target kinerja industri. Mitigasi bencana harus menjadi prioritas dalam mengembangkan sektor ini.
 
Berikut Bakpia Mutiara rangkum beberapa bencana alam yang melanda Indonesia dalam sembilan tahun terakhir dan dampaknya terhadap pariwisata negara.
 

1. Erupsi Gunung Merapi

 
Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 mengakibatkan penurunan hampir 50 persen dalam jumlah pengunjung untuk banyak tempat wisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
 

2. Kebakaran hutan dan lahan

 
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dari Agustus hingga September 2015, terutama di Kalimantan dan Sumatra, menyebabkan 13 bandara ditutup karena visibilitas terbatas dan karena membahayakan penerbangan. Penutupan dan penundaan beberapa acara internasional menyebabkan kemerosotan dalam pariwisata, mengganggu bisnis terkait seperti maskapai penerbangan, hotel, restoran dan perusahaan perjalanan.
 

3. Letusan Gunung Agung

 
Gunung Agung di Bali meletus beberapa kali pada tahun 2017, menyebabkan perlambatan pariwisata yang menyebabkan 1 juta lebih sedikit wisatawan mengunjungi Bali dan menyebabkan kerugian sekitar Rp 11 triliun untuk bisnis pariwisata. Beberapa penerbangan ke dan dari Bali juga dibatalkan, dengan Bandara Internasional Ngurah Rai untuk sementara terhenti.
 

4. Gempa Lombok

 
Gempa Lombok yang terjadi pada 2018 menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan sebanyak 100.000 dan estimasi kerugian senilai Rp 1,4 triliun untuk pariwisata.
 

5. Tsunami Selat Sunda

 
Kerugian ekonomi setelah tsunami di Selat Sunda pada bulan Desember diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena kerusakan dan efek domino yang menyebabkan 10 persen pemesanan hotel dibatalkan. Sebelum tsunami, tingkat hunian hotel di kawasan wisata Anyer, Carita dan Tanjung Lesung adalah 80-90 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *