5 Kegiatan yang Bisa Kamu Lakukan Setelah Mengujungi Candi Borobudur

Diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia, candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, dianggap sebagai tempat yang wajib dikunjungi oleh para pelancong yang mengunjungi daerah tersebut. Terletak di Bukit Menoreh dan dikelilingi oleh empat gunung Sindoro, Sumbing, Merapi dan Merbabu, candi ini juga terletak di antara sungai Elo dan Progo. Seiring dengan keindahan candi yang megah, pemandangan alamnya menawarkan pemandangan yang tiada duanya.

Setelah mengunjungi Candi Borobudur, menjelajahi daerah sekitarnya akan menjadi pilihan berikutnya bagi wisatawan. Kehidupan tradisional dengan ritual adat, seni, pertunjukan dan kerajinan tangan masih utuh di desa-desa terdekat. So, kalau kamu mengujungi Borobudur, ada alternatif lain yang bisa kamu kunjungi, seperti yang telah Bakpia Mutiara rangkum di bawah ini:

1. Arung jeram di sepanjang sungai Elo dan Progo

Untuk menikmati arung jeram di sepanjang sungai Elo dan Progo dengan arusnya yang kuat dan pemandangan yang indah, kamu bisa menyewa perahu karet berharga Rp 1 juta. Sungai Elo berada pada peringkat tingkat II (sedang) pada tingkat kesulitan, yang cocok untuk pemula. Rute arung jeram dimulai dari desa Pare dan berakhir di Ngentak. Durasi rata-rata untuk rute ini adalah dua hingga tiga jam yang mencakup jarak 11 kilometer. Selama festival tahunan Elo River Festival, kamu dapat menikmati berbagai pertunjukan seni tradisional dan perahu hias dalam parade. Sementara di Sungai Progo, arung jeram dapat dilakukan di dua lokasi: rute atas dan bawah. Rute atas adalah Kelas III dan jaraknya 9 km, membutuhkan waktu dua jam untuk menyelesaikannya. Rute yang lebih rendah memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, mulai dari Kelas III dan Kelas IV hilir Kabupaten Temanggung. Rute ini sekitar 26 km panjangnya dan membutuhkan waktu lima jam untuk menyelesaikannya. Semua kegiatan dilakukan di bawah pengawasan pemandu profesional.

2. Menjelajahi desa-desa di sekitar Candi Borobudur

Dengan bantuan gerobak yang ditarik kuda atau jip safari, wisatawan dapat memandang desa-desa di sekitar candi Borobudur. Sepeda juga tersedia untuk disewa wisatawan. Di antara tujuan populer di daerah ini termasuk Junkyard Autopark, Gereja Ayam dan Bukit Punthuk Setumbu. Wisatawan diundang untuk mampir di balkondes (balai ekonomi desa) di 20 desa yang berbeda di daerah tersebut. Balkondes juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan di mana mereka dapat mencoba spesialisasi kuliner desa, membeli kerajinan tangan, atau menginap di pondok-pondok yang menampilkan arsitektur masa lalu.

3. Membuat gerabah di Klipoh

Klipoh, terletak sekitar 5 km dari Borobudur, adalah desa yang terkenal dengan produk tembikarnya. Di dinding Borobudur, salah satu relief menggambarkan pembuatan produk-produk ini. Selama beberapa generasi penduduk di sini telah membuat peralatan dapur, piring, mug, asbak, dan dekorasi rumah dari tanah liat. Mendekati desa, kamu dapat dengan mudah melihat asap keluar dari tungku sementara wanita bekerja dengan tanah liat di depan rumah mereka. Di Klipoh, wisatawan dipersilakan untuk membuat produk gerabah sendiri. Sejumlah pusat produksi juga menawarkan kelas bagi wisatawan untuk mempelajari cara membuatnya.

4. Mengunjungi galeri seni

Baru-baru ini, hotel di sekitar Candi Borobudur telah mulai menawarkan tempat mereka sebagai galeri seni yang memamerkan karya seniman dari berbagai kota di Indonesia. Lukisan, patung, dan karya seni lainnya sering ditampilkan di lobi hotel, restoran, kafe, dan koridor. Daerah ini juga merupakan rumah bagi sejumlah ruang seni yang secara teratur menyelenggarakan pameran atau acara seni. Ada Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia dan Museum Lima Gunung, milik seniman veteran Sutanto Mendut di Mungkid, terletak 4 km dari Borobudur. Studio dan galeri seni lainnya termasuk Padepokan Apel Watoe, Rumah Seni Limanjawi dan Rumah Seni Eloprogo.

5. Menghirup kopi Menoreh

Di masa lalu, Bukit Menorah dikenal sebagai tempat persembunyian pasukan Pangeran Diponegoro selama perang melawan Belanda. Setelah perang, pemerintah Belanda menggunakan bukit untuk menanam kopi dan, sampai sekarang, kopi masih menjadi komoditas daerah tersebut. Pusat produksi kopi terletak di desa Sidoharjo dan Gerbosari di Kabupaten Kulonprogo, sementara tempat-tempat seperti Kerug Batur dan Majaksingi juga dikenal sebagai produsen kopi. Kopi yang dibudidayakan dari Bukit Menoreh dapat dinikmati di kedai kopi di sekitar candi Borobudur. Di kedai kopi yang terletak di Bukit Menoreh, wisatawan dapat menikmati secangkir kopi dengan makanan ringan tradisional di tengah pemandangan yang indah.

Jadi, kamu sudah pernah mengunjungi beberapa tempat di sekitar Candi Borobudur di atas? Kalau belum wajib diagendakan ya! Dan jangan lupa membawa Bakpia Mutiara untuk oleh-oleh juga 🙂