Pusat Rehabilitasi Orang Utan di Indonesia Tutup Sementara

Organisasi non-pemerintah, Yayasan BOS menutup semua pusat rehabilitasi orangutannya untuk umum terkait wabah koronavirus. Karena hubungannya yang dekat dengan manusia, pihaknya selalu berusaha meminimalkan penularan dari manusia ke orangutan melalui pemeriksaan kesehatan rutin untuk staf dan persyaratan tes kesehatan yang ketat untuk pengunjung meskipun tidak ada kasus penularan Covid-19 dari manusia bagi kera,

Namun, potensi penularannya nyata dan harus diantisipasi, terutama karena dampak penyakit coronavirus terhadap orangutan belum ditemukan. Penutupan ini juga berlaku untuk Kantor Informasi Pusat Rehabilitasi Orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Samboja Lodge di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Pihaknya tidak lagi menerima pengunjung atau sukarelawan di dua lokasi ini sampai risiko penyakit telah sepenuhnya dihilangkan.

Dia juga menginformasikan bahwa lokasi penelitian dan pelepasan, termasuk kamp-kamp BOSF di Hutan Lindung Bukit Batikap, Taman Nasional Bukit Baka, Hutan Kehje Sewen, dan Stasiun Penelitian Tuanan, tidak akan menerima relawan atau peneliti baru. Pihaknya akan mengevaluasi kembali situasi dan memutuskan apakah akan menutup atau membuka kembali kegiatan di setiap satu bulan.

Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) di Kalimantan dan Jawa didukung oleh lebih dari 400 karyawan, mengelola tiga lokasi pelepasliaran, menyelenggarakan dua proyek penanaman skala besar dan sejumlah proyek pengembangan manusia, serta mengoperasikan dua pusat rehabilitasi orangutan.