6 Wisata Sejarah di Jakarta yang Bisa Dikunjungi Dengan Berjalan Kaki

Dalam menyambut Asian Games 2018 yang salah satu kotanya akan diadakan di Jakarta, tak ada salahnya kamu tau beberapa situs sejarah yang ada di Ibu Kota ini. Beberapa wisata sejarah yang akan Bakpia Mutiara Jogja rangkum berikut bisa kamu kunjungi dengan berjalan kaki saja. So, langsung aja ya..

1. Rumah Chandra Naya

Dibangun pada tahun 1807, Rumah Chandra Naya sempat hampir dibongkar beberapa kali. Satu-satunya alasan mengapa tetap berdiri sampai saat ini adalah karena protes yang ditujukan untuk melindungi situs bersejarah. Rumah Cina tradisional ini, memiliki atap miring dan awalnya rumah dua lantai. Rumah ini juga memiliki kolam kecil di halamannya, dihiasi oleh patung-patung katak — yang dianggap sebagai jimat keberuntungan — dan kolam koi.

2. Kuil Dharma Bhakti

Dibangun pada tahun 1650, Kuil Vihara Dharma terletak di dekat Pasar Petak Sembilan sebagai simbol antara surga dan bumi. Kuil ini juga dikenal sebagai Kuil Kim Tek Ie. Ditemukan di Chinatown, kuil ini dianggap yang tertua dari jenisnya di Jakarta dan bisa dibilang salah satu yang paling terkenal. Dibangun pada tahun 1650, dekat Pasar Petak Sembilan sebagai simbol antara surga dan bumi. Sebagian besar kuil telah direlokasi dan direnovasi dari waktu ke waktu, terutama setelah kebakaran pada tahun 2015.

3. Petak Sembilan

Dengan berbagai macam jenis ikan, daging, ayam, dan sayuran, pasar ini menawarkan berbagai produk. Selain makanan, restoran ini juga memiliki restoran Bakmi Amoy yang terkenal. Lokasinya tidak jauh dari Kuil Dharma Bhakti, mereka yang mengunjungi pasar ini juga dapat berkunjung ke kuil untuk memberi penghormatan.

4. Toko Kompak

Kata “kompak” dipilih dengan harapan bahwa keluarga yang memiliki rumah akan tetap bersatu di tengah kesulitan. Sebuah rumah bersejarah di Pasar Baru, itu adalah simbol dari gerakan nasionalisme 1966. Rumah dengan nama-nama Cina tersebut berubah nama menjadi lebih “Indonesia”

5. Sin Tek Bio

Kuil ini lebih kecil dari Kuil Dharma Bhakti, namun tampak memanfaatkan semua ruang yang disediakan. Terletak di gang sempit di Pasar Baru, kuil ini memiliki dua lantai. Setiap sudut penuh dengan lilin dan bahkan ada tempat di mana pengunjung bisa berdoa.

6. Gereja Pniel

Dekat Pasar Baru, gereja ini memiliki keunikan yang luar biasa. Juga dijuluki “gereja ayam”, tempat ini memiliki baling-baling angin ayam di bagian paling atas bangunan untuk menunjukkan arah angin. Dibangun pada abad ke-20, dan masih mempertahankan sebagian besar struktur aslinya, yang dapat menampung hingga 1.500 orang. Sebagian besar kursi, minibar, dan peralatan lainnya sudah berusia lebih dari satu abad.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *