4 Wisata Sejarah di Surakarta Untuk Mengisi Waktu Liburan Berfaedah

Mengunjungi Surakarta, Jawa Tengah, seperti melakukan perjalanan ke masa lalu karena banyak destinasi wisata yang menjadi tuan rumah jejak masa lalu, dari era pra-sejarah hingga akhir dinasti Mataram. Nah, untuk kamu yang ingin berwisata ke Surakarta, nerikut adalah beberapa tempat untuk dikunjungi menurut Bakpia Mutiara Jogja.
 

Sangiran

 
Sangiran adalah situs arkeologi di Sragen, Jawa Tengah, sekitar 17 kilometer dari Surakarta. Situs seluas 56 kilometer persegi ini memiliki sejumlah museum, yang berpusat di Museum Purbakala di Kecamatan Krikilan, Kalijambe, Sragen. Museum ini memiliki ribuan fosil dalam koleksinya termasuk dari hewan laut, vertebrata besar seperti Stegodon trigonocephalusfosil, Homo erectus dan alat-alat manusia prasejarah. Sebelum para ilmuwan Barat menjelajahi Sangiran, penduduk setempat menyebut fosil balung buto (tulang raksasa). Tulang yang membatu itu memang besar, oleh karena itu penduduk setempat membayangkannya sebagai tulang-tulang raksasa seperti yang dijelaskan dalam cerita pertunjukan boneka. Artis Raden Saleh memperkenalkan Sangiran kepada para ilmuwan Barat pada akhir abad ke-19.
 

Situs megalitik Watu Kandang

 
Watu Kandang adalah peninggalan zaman megalitik yang terletak di Kecamatan Karangbangun, Kabupaten Karanganyar, sekitar 30 kilometer dari Surakarta. Formasi batu besar diperkirakan telah dibangun sekitar 2500-1500 SM, selama era budaya Perundagian. Situs ini memiliki hubungan yang kuat dengan praktik pemujaan dan kepercayaan kelompok-kelompok masyarakat yang hidup pada zaman itu. Watu Kandang terdiri dari selungkup batu yang membentuk formasi persegi atau melingkar. Kelompok-kelompok struktur batu megalitik juga ditemukan di situs Plosorejo di Dusun Gandu, Ploso Lor, dan Ploso Kidul, sekitar 10 menit berkendara dari Watu Kandang. Situs-situs tersebut terletak di distrik Matesih dan belum sepenuhnya digali. Beberapa batu terletak di bidang pertanian.
 

Jejak kerajaan Medang

 
Kerajaan Medang, juga dikenal sebagai Mataram Hindu, adalah kerajaan besar yang didirikan di Jawa pada abad ke delapan. Dua warisan sejarah yang menentukan keindahan kerajaan ini adalah candi Borobudur dan Prambanan. Kompleks candi lainnya dari era yang sama dapat ditemukan di sekitar kabupaten Prambanan, Kabupaten Klaten, sekitar 48 kilometer di sebelah barat Surakarta.
 
Salah satunya yaitu candi Plaosan di kecamatan Bugisan. Plaosan Lor dan Plaosan Kidul – menawarkan kisah yang unik. Kuil ini dibangun pada abad kesembilan oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan Mpu Manuku, yang dikenal sebagai Rakai Pikatan. Candi Plaosan adalah candi Budha yang dibangun dengan arsitektur spesifik candi Hindu. Berdasarkan prasasti, kuil ini dibangun oleh Rakai Pikatan, yang beragama Hindu, untuk istrinya Pramodawadhani, yang beragama Buddha. Perpaduan yang menarik antara arsitektur Hindu dan Buddha juga dapat ditemukan di candi Sojiwan di kecamatan Kebon Dalem Kidul, tidak jauh dari candi Plaosan.
 

Kuil-kuil periode terakhir Majapahit

 
Abad ke-15 adalah akhir dari dinasti Hindu-Budha, yang ditandai dengan jatuhnya kerajaan Majapahit. Kompleks candi di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, adalah peninggalan zaman akhir itu. Dua candi utama di sana adalah candi Sukuh dan Cetho. Kuil-kuil kecil lainnya di daerah tersebut termasuk candi Kethek, candi Planggatan dan situs Menggung. Candi Sukuh di Kecamatan Berjo memiliki tanda tahun di gerbang utamanya, yaitu 1359 Saka (atau 1437 M), diukir di Sengkala Memet atau gambar yang dilambangkan dengan kata-kata dan gambar. Tahun itu menandai berakhirnya kerajaan Majapahit di bawah kekuasaan Brawijaya V, yang arca-nya dapat ditemukan di kuil Cetho di kecamatan Gumeng, tidak jauh dari candi Sukuh.
 
Dari empat wisata Surakarta di atas mana yang ingin kamu kunjungi?