Riau Jadi Tujuan Wisata Terbanyak Dikunjungi Wisatawan Asing Setelah Bali

Kepulauan Riau menduduki peringkat kedua setelah Bali sebagai tujuan wisata Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dengan lebih dari 2,5 juta pengunjung internasional pada tahun 2019, menjadikannya salah satu pusat paling penting bagi upaya pemerintah yang berkelanjutan untuk meningkatkan pariwisata di daerah lintas batas.

Jumlah pengunjung asing yang tercatat tahun lalu melampaui target 2,3 juta yang semula ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD).

Mengapa Riau jadi tujuan wisata paling banyak?

Mayoritas wisatawan asing yang berkunjung sepanjang 2019 sebagian besar terdiri dari mereka yang berasal dari Singapura dan Malaysia. Provinsi Riau menyambut gelombang masuknya pengunjung internasional dari kedua negara tahun lalu. Selain itu, pemerintah daerah telah mengambil beberapa langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja positif provinsi saat ini di bidang pariwisata, seperti bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan swasta untuk menyelenggarakan acara yang menarik bagi pengunjung asing, serta menambahkan lebih banyak fasilitas wisata dan infrastruktur untuk memastikan kenyamanan mereka.

Lima dari 100 acara yang diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Kepulauan Riau tahun ini dimasukkan dalam Kalender Acara Kementerian Pariwisata 2020. Lima acara utama adalah Bintan Iron Man, Bintan Triathlon, Tour de Bintan, Kenduri Seni Melayu dan Festival Pulau Penyengat.

Data dari kementerian menunjukkan bahwa Bali, Kepulauan Riau dan Jakarta adalah tiga kontributor wisatawan asing terbesar ke Indonesia sepanjang tahun 2019. Bali menempati peringkat pertama dengan pengunjung internasional terbanyak (38,47 persen), diikuti oleh Kepulauan Riau (17,37 persen) dan Jakarta ( 15,21 persen) di tempat kedua dan ketiga.

Asosiasi Tur dan Perjalanan Badan Indonesia (ASITA) mengatakan fakta bahwa 80 persen turis asing yang berkunjung ke Batam dan bagian lain Kepulauan Riau berasal dari Singapura dapat dikaitkan dengan pilihan transportasi yang dapat diakses dan akomodasi antara dua daerah tetangga. Asosiasi ini juga memperhatikan pola perilaku di antara para wisatawan asing di Batam karena mereka cenderung mengunjungi daerah itu beberapa kali, yang menunjukkan daya tarik yang kuat di kawasan itu.