Keraton Yogyakarta Kurangi Jumlah Abdi Dalem Karena Pandemi

Keraton Yogyakarta telah mengurangi jumlah abdi dalem hingga 30 persen dari jumlah biasanya sebagai tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Putri mahkota kesultanan Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, yang juga mengepalai departemen teknologi informasi (TI) dan dokumentasi istana, mengatakan bahwa keputusan itu diambil mengingat wisatawan dan abdi dalem sering mengunjungi istana pada waktu yang bersamaan.

Dia menjelaskan, banyak abdi dalem berusia 60 ke atas dan karenanya termasuk dalam kelompok rentan yang berisiko tinggi jika terpapar virus corona. Hayu melanjutkan, pihak Istana menerapkan aturan tertentu sejak awal wabah COVID-19, termasuk perubahan jadwal pelayanan abdi dalem untuk menghindari keramaian. Jumlah abdi dalem yang bertugas di istana setiap saat berkurang sekitar 50 persen. Namun, jumlahnya baru-baru ini berkurang lebih lanjut untuk lebih mengurangi risiko penularan virus.

Istana ini memiliki dua jenis abdi dalem, yaitu abdi dalem tepas dan abdi dalem caos. Abdi dalem tepas memiliki kantor di istana dan datang bekerja setiap hari. Sedangkan abdi dalem caos hanya datang secara berkala. Hayu mengatakan pihak istana untuk sementara menghentikan pelayanan abdi dalem caos, sedangkan abdi dalem tepas sedang bergantian bekerja.

Istana juga telah menunda sementara upacara besar oleh raja, dan abdi dalem telah dinasehati agar tidak datang untuk upacara. Istana juga mempertimbangkan pengumuman dari pemerintah Yogyakarta tentang penyebaran COVID-19 di provinsi tersebut.

Keraton Yogyakarta adalah salah satu dari sedikit tempat wisata yang dibuka kembali pada bulan Juli. Selain kegiatan wisata dan abdi dalem, keraton saat ini memprioritaskan kegiatan akademik, seperti penelitian online tentang benda-benda yang ada di Keraton. Istana juga telah melakukan uji coba operasional terbatas sejak Juli di empat museum, yakni Museum Keraton Pagelaran, Museum Kedhaton, Museum Kereta Keraton, dan Istana Air Tamansari.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, putri bungsu Sultan Hamengkubuwono X, penanggung jawab pariwisata Keraton, mengatakan istana memprioritaskan protokol kesehatan. Semua wisatawan yang mengunjungi istana harus mematuhi beberapa aturan, seperti mengikuti tur rombongan tidak lebih dari 10 orang, dan setiap rombongan harus menjaga jarak waktu 10 menit dari rombongan lain saat berkeliling istana.

Apalagi, wisatawan dilarang menyentuh benda yang ada di museum, dan tur dibatasi hingga 45 menit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *