4 Tempat Wisata Sejarah di Indonesia yang Harus Kamu Datangi Selagi Muda

Ada banyak tempat indah yang dapat dikunjungi wisatawan di Indonesia, tetapi bagi mereka yang gemar menjelajahi situs-situs yang memiliki nilai-nilai bersejarah, di bawah ini Bakpia Mutiara rangkum beberapa tujuan wisata sejarah yang bisa kunjungi.

1. Rumah pengasingan Sukarno di Ende

Rumah sederhana dan beratap seng di Jl. Perwira, Ende, adalah tempat Sukarno dulu tinggal bersama istrinya Inggit Ganarsih, ibu mertuanya, Ibu Amsi dan dua anak angkatnya selama pengasingan oleh Belanda ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah ini memiliki tiga kamar dan foto-foto Sukarno muda, serta lukisan-lukisan yang ia buat sendiri, biola dan manuskrip favoritnya yang ia tulis untuk dipentaskan di teater lokal. Ende dapat dikunjungi dengan pesawat dari Kupang di NTT atau Bali. Selain rumah Sukarno, ada tempat menarik lainnya, seperti Danau Kelimutu yang hanya berjarak dua jam perjalanan dari sana.

2. Sawahlunto, Sumatera Barat

Di Sawahlunto, sejarah menyebar ke seluruh rumah-rumah seng dan kayu tua, pilar-pilar tinggi dengan ruang duduk yang terpasang di dinding, rel kereta api dan terowongan Mbah Suro, yang dibuat pada tahun 1898 oleh ahli geologi Belanda W.H. van Greve, 30 tahun setelah ia menemukan cadangan batubara terbesar di Sumatra. Selain kapak dan sekop, ada foto orang-orang yang tangan dan kakinya diikat, diangkut dari Padang. Mereka adalah tahanan pemerintah Hindia Belanda yang ditugaskan mengekstraksi batubara untuk diekspor ke Eropa. Tidak ada catatan tentang berapa ribu orang yang mati di gua itu. Di ujung terowongan berdiri Goedang Ransoem, dapur umum tempat makanan untuk para penambang dimasak.

3. Gua Harimau, Sumatra Selatan

Situs prasejarah ini terletak di perbukitan karst, sekitar satu kilometer dari desa Padangbindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan. Pengunjung gua diharuskan untuk mendaki lereng yang cukup curam, licin dan penuh dengan lintah. Mulut gua tersembunyi di balik pohon-pohon tinggi, rumput, dan semak-semak. Di kaki bukit mengalir Aek Kaman Basah, sungai kecil yang masuk ke Sungai Ogan. Para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan 17 kerangka manusia purba, alat untuk serpih dari rijang dan obsidian dan lukisan gua di sini.

4. Pengasingan Kolonial, Boven Digul, Papua

Terpisah dari Merauke pada tahun 2002, Kabupaten Boven Digul di Papua adalah tempat pengasingan yang sangat populer pada masa kolonial. Wakil presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta, serta Sayuti Melik, Sutan Sjahrir dan Marco Kartodikromo, telah diasingkan di sini. Pemerintah Hindia Belanda awalnya menggunakan tempat ini untuk mengasingkan pemberontak pada tahun 1927. Di antara lokasi pengasingan adalah Tanah Merah, Gunung Arang dan Tanah Tinggi. Pemerintah daerah saat ini sedang mengembangkan Boven Digul sebagai kawasan pariwisata terpadu. Sisa peninggalan Belanda termasuk rumah sakit, penjara bawah tanah, makam tahanan, dan rumah panjang di Tanah Merah. Selain itu, pengunjung dapat mengagumi keindahan burung cendrawasih, berinteraksi dengan suku Korowai yang tinggal di rumah pohon dan menjelajahi budaya lokal.
Dari keempat wisata sejarah di atas mana yang ingin kamu kunjungi?